ASPEK LINGUAL MANTRA NYAPIH PADA TRADISI MENYAPIH BAYI: Kajian Etnolinguistik pada Desa Kauman, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung

Authors

  • Noor Alfaeni Ella Wahidah Universitas Brawijaya, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.30739/peneroka.v2i1.1368

Keywords:

Nyapih, Etnolinguistik

Abstract

Abstrak
Nyapih atau beberapa sering dihubungkan dengan mareni merupakan hal umum yang dilakukan ketika bayi berumur dua tahun diberhentikan menyusu pada sang ibu. Seorang ibu tidak akan selamanya menyusui seorang bayi, ini bermakna suatu saat bayi harus berhenti menyusu pada sang ibu. Secara khusus artikel ini bertujuan untuk membahas tentang salah satu mantra yang digunakan untuk menghentikan bayi menyusu pada ibunya yaitu mantra nyapih. Peneilitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian kualitatif, Penelitian ini menggunakan metode rekam dan wawancara kepada perapal mantra yang dibantu oleh orang tua peneliti. Data penelitian yang digunakan oleh peneliti berupa mantra yang secara lokalitas hidup dalam tradisi pelisanan masyarakat Desa Kauman, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung. Menyapih bayi merupakan cara menghentikan bayi untuk berhenti menyusu pada ibunya. Salah satu tradisi menyapih bayi masyarakat Jawa yaitu dengan membawa bayi kepada dukun untuk disapih. Menyapih bayi oleh masyarakat Desa Kauman, Kecamatan Kauman, Tulungagung adalah dengan membacakan mantra nyapih oleh dukun atau sesepuh di Desa Kauman pada telur atau makanan yang akan disuapkan pada bayi yang akan di sapih.

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2022-01-22

How to Cite

Wahidah, N. A. E. (2022). ASPEK LINGUAL MANTRA NYAPIH PADA TRADISI MENYAPIH BAYI: Kajian Etnolinguistik pada Desa Kauman, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung. Jurnal PENEROKA: Kajian Ilmu Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 2(1), 95–104. https://doi.org/10.30739/peneroka.v2i1.1368

Citation Check